Monday, October 19, 2015

Study Tokoh Psikologi: B.F Skinner





A.                Biografi B.F. Skinner

Burrhus Frederic skinner (B.F. Skinner) lahir di Susquehanna, Pennsylvania, pada tanggal 20 Maret 1904. Ia merupakan anak pertama dari pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan seorang politisi, sedangkan Ibunya adalah seorang Ibu rumah tangga. Skinner tumbuh dalam suasana dan lingkungan yang nyaman, bahagia, dan dengan derajat ekonomi keluarga menengah ke atas. Orang tuanya menerapkan nilai-nilai kesederhanaan, kebaktian, kejujuran, dan kerja keras dalam menjalani kehidupan. Keluarga skinner adalah orang-orang gereja, namun Freud (B.F skinner) pernah hampir kehilangan kepercayaan terhadap agama ketika masih duduk di bangku sekolah menengah. Dan kemudian ia tidak menjalankan atau mengikuti agama apapun.

Di akhir tahun kegelapannya yang berlangsung selama 18 bulan, Skinner dihadapi dengan permintaan untuk mencari pekerjaan baru. Psikologi pun memberinya isyarat. Setelah membaca beberapa karya Watson dan Pavlov, ia memutuskan untuk menjadi seorang behavioris. Ia pun tidak pernah ragu terhadap keputusannya tersebut dan dengan kesungguhan hati menerjunkan dirinya ke dalam behaviorisme radikal.

Pada tahun, 1936, Skinner mulai mendapatkan posisi atau kedudukan pada pengajaran dan penelitian di Universitas Minnesota. Sesaat setelah pindah ke Minneapolis, ia memiliki seorang kekasih dengan masa pacaran yang pendek dan tidak menentu. Hingga ia kemudian menikah dengan Yvonne Blue. Skinner mempunyai 2 orang anak, yaitu Julie yang lahir pada tahun 1938 dan Deborah (Debbie) yang lahir pada tahun 1944. Dalam tahun-tahunnya di Minnesota, Skinner menerbitkan buku pertamanya yang berjudul The Behavior of Organisms (1938).

Skinner menjelaskan bahwa dua karakter yang ada dalam bukunya yaitu Farazier dan Burris mewakili usaha atau percobaannya untuk menggabungkan dua aspek berbeda yang ada dalam kepribadiannya sendiri. Buku Wolden Two pun turut menjadi pembangun karier profesional Skinner. Tidak lama kemudian ia mengurung diri untuk pembelajaran laboratorium terhadap tikus dan burung dara, tapi kemudian ia terlibat atau dilibatkan dalam aplikasi analisis tingkah laku terhadap teknologi pembentukan perilaku manusia dan mendapatkan ungkapan filosofis dalam Beyond Freedom and Dignity.

Pada tahun 1948, Skinner kembali ke Harvard, dan melanjutkan eksperimen kecil menggunakan burung dara. Tahun 1964, di usianya yang ke-60 tahun, Skinner berhenti mengajar. 10 tahun kemudian, ia mengambil 2 program pendanaan karier dari pemerintah pusat untuk masa 5 tahun, yang mengizinkan Skinner untuk melanjutkan menulis dan memimpin penelitian. Ia pun berhenti menjadi profesor psikologi pada tahun 1974. Setelah berhenti mengajar pada tahun 1964, Skinner menulis beberapa buku penting mengenai tingkah laku manusia (human behavior) yang membantunya mendapatkan gelar sebagai America’s best-known living psychologist
.
Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal karena menderita leukimia. Satu minggu sebelum kematiannya, Skinner mengirimkan pidato emosianalnya kepada konvensi American Psychological Association (APA) mengenai kelanjutan advokasinya tehadap behaviorisme radikal. Dengan adanya konvesi ini, ia mendapat surat pujian pertama sebagai Outstanding lifetime Constribution to Psychology. Dan Skinner adalah satu-satunya orang yang mendapat penghargaan tersebut dalam sejarah APA.



B.                Konsep Teori Skinner

·                     Skinner membedakan adanya dua macam respons, yaitu:
a. Respondens Response (reflexive response), yaitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang-perangsang yang demikian itu, yang disebut eleciting stimuli, menimbulkan renspons-renspons yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respons yang ditimbulkannya.
b. Operant respons (instrumental respons) yaitu respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat renspons yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, perangsang yang demikian itu mengikuti (dan karenanya memperkuat) sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan. Jika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat hadiah, maka dia akan menjadi lebih giat belajar (responsnya menjadi lebih intensif/kuat).
Perbedaan antara operant conditioning dengan classical conditioning adalah bahwa pada classical, terbentuknya suatu tingkah laku yang diharapkan tidak memerlukan adanya reinforcer, karena stimulusnya sendiri sudah menimbulkan respons yang diharapkan. Sedangkan pada operant conditioning, suatu respons atau tingkah laku dibuat menjadi lebih kuat dengan memberikan reinforcer (stimulus yang memperkuat renspons).
Teori belajar operant conditioning ini juga tunduk pada dua hukum operant yang berbeda lainnya, yaitu law operant conditioning dan law extinction. Menurut hukum operant conditioning, jika suatu tingkah diriingi oleh sebuah penguat (reinforcement), maka tingkah laku tersebut meningkat. Sedangkan menurut hukum law extinction, jika suatu tingkah laku yang diperkuat dengan stimulus penguat dalam kondisioning, tidak diiringi stimulus penguat, maka tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kedua hukum ini pada dasarnya juga memiliki kesamaan dengan hukum pembiasaan klasik (classical conditioning)
·                    Prinsip-prinsip belajar menurut Skinner
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Skinner menghasilkan beberapa prinsip-prinsip belajar yang menghasilkan perubahan perilaku, yaitu:
A.Reinforcement
Reinfoecemen didefinisikan sebagai sebagai sebuah konsekuen yang menguatkan tingkah laku (atau frekuensi tingkah laku). Keefektifan sebuah reinforcemen dalam proses belajar perlu ditunjukkan. Karena kita tidak dapat mengasumsikan sebuah konsekuen adalah reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan perilaku. Misalnya, permen pada umumnya dapat menjadi reinforce bagi perilaku anak kecil, tetapi ketika mereka beranjak dewasa permen bukan lagi sesuatu yang menyenangkan, bahkan beberapa anak kecil juga tidak menyukai permen.
Secara umum reinforcement dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Dari segi jenisnya, reinforcement dibagi menjadi dua kategori yaitu, reinforcemen primer dan reinforcemen sekunder. Reinforcemen primer adalah reinforcemen berupa kebutuhan dasar manusia seperti, makanan, air, keamanan, kehangatan, dan lain sebagainya. Sedangkan reinforcemen sekunder adalah reinforcemen yang diasosiakan dengan reinforcemen primer.
b) Dari segi bentuknya, reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu reinforcemen positif dan reinforcemen negative. Reinforcemen positif adalah konsekuen yang diberikan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah, pujian, kelulusan dan lain sebagainya. Sedangkan reinforcemen negative adalah menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan tingkah laku. Misalnya, guru yang membebaskan muridnya dari tugas membersihkan kamar mandi jika muridnya dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
c) Waktu pemberian reinforcement, keefektifan reinforcemen dalam perilaku tergantung pada berbagai factor, salah satu diantaranya adalah frekuensi atau jadwal pemberian reinforcement. Ada empat macam pemberian jadwal reinforcemen,yaitu:
 Fixed Ratio
ü Variabel- Ratioü Fixed Intervalü Variabel Intervalü
B.Punishment
Punishment adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi yang tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku.
C.Shaping
Istilah  shaping  digunakan dalam teori  belajar behaviorisme untuk  menunjukkan pengajaran  keterampilan-keterampilan  baru atau  perilaku-perilaku baru   dengan memberikan penguatan kepada siswa untuk menguasai keterampilan atau perilaku tersebut dengan baik.
 Adapun langkah-langkah dalam pemberian shaping adalah:    
1.Memilih tujuan yang ingin dicapai;                                                                                     
2.Mengetahui kesiapan belajar siswa;
3. Mengembangkan sejumlah langkah yang akan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melalui tahap demi tahap tujuannya dengan menyesuaikan kemampuan siswa;
4. Memberi feedback terhadap hasil belajar siswa.
D.Extinction
Extinction adalah mengurangi atau menurunkan tingkah laku dengan menarik reinforcement yang menyebabkan perilaku tersebut terjadi. Extinction ini terjadi melalui proses perlahan-lahan. Biasanya ketika reinforcement ditarik atau dihentikan perilaku individu sering meningkat seketika.
E. Anteseden dan perubahan perilaku
Dalam operant conditioning, anteseden dapat memberikan petunjuk apakah sebuah perilaku akan mendapatkan konsekuen yang positif atau negatif.
Menurut Skinner, untuk menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, selain dengan memerhatikan konsekuen (consecuens), dapat juga digunakan anteseden-anteseden. Karena, sebagaimana telah disebutkan seebelumnya, perilaku manusia seperti sebuah sandwich atau serangkaian antesedents-behavior-consequens (A-B-C). Dalam hal ini, ada dua cara untuk mengontrol anteseden agar menghasilkan perilaku baru atau perubahan perilaku, yaitu dengan cueing dan prompting.
C.                Termasuk aliran psikologi apa skinner?
Menurut penjelasan teori B.F Skinner di atas dapat di ketahui bahwa skinner termasuk dalam aliran psikologi behaviourisme, karena beberapa prinsip dalam teori belajar behaviourisme, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses.
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.
Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
            Skinner memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
D.                Penerapan teori B.F Skinner pada pendidikan
            Dari penjelasan terperinci diatas tentang operant conditioning dapat diambil kesimpulan bahwa operant conditioning merupakan teori belajar yang menjelaskan bahwa sesuatu yang diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan akan cenderung diulang-ulang. Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
• Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
• Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
• Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
• Materi pelajaran digunakan sistem modul.
• Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
• Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
• Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
•Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
• Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
• Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
• Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan
• Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
• Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
• Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
• Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat,administrasi kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://aliranim.blogspot.com/2013/02/biografi-bf-skinner_100.html
http://10060ahmadfauji.blogspot.com/2012/10/aplikasi-teori-skinner-dalam-pendidikan.html
http://titisbarliani.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-dan-tokoh-psikologi.html
http://frantyozorapsikologipendidikan.blogspot.com/2010/03/pengaplikasian-teori-belajar-skinner.html
http://vijaymorales.blogspot.com/2011/04/tokoh-tokoh-psikologi.html




Essay Filsafat Idea Plato





Menghindari Konsumerisme dengan
Menghayati Teori Plato
Ciri utama dalam filsafat plato adalah teori idea (atau bentuk) yang terus dikembangkannya selama hidupnya. Penjelasan terbaik bagi teori idea plato adalah penjelasan yang diberikan oleh plato sendiri. Singkatnya plato menjelaskan bahwa sebagian besar umat manusia seakan-akan hidup dalam sebuah gua yang remang-remang. Tubuh kita terantai, pandangan kita hanya bisa mengarah pada sebuah dinding. Sementara itu, sebuah perapian menyala-nyala di belakang kita. Pada dinding, kita lihat berbagai bayangan yang bergerak-gerak. Hanya bayang-bayang itulah yang kita lihat. Akibatnya, bayang-bayang itu kita anggap sebagai realitas. Satu-satunya cara melihat realitas sebenarnya adalah belajar mengalihkan pandangan dari gua beserta bayangan yang terdapat di sana, lalu keluar dari gua tersebut.
Dengan penjelasan yang lebih filosofis, plato mempercayai bahwa segala sesuatu yang kita indera di seputar kita , alas kaki, alat pengangkutan, pegawai, dan raja serta segala tetek bengek lain dalam kehidupan sehari-hari hanyalah kenampakan semata. Realitas yang sebenarnya adalah idea-idea atau bentuk-bentuk yang merupakan asal dari segala kenampakan itu.
Gagasan tentang dunia idea membawa kita pada etika plato. Dengan bantuan panca indera, kita hanya merasakan kebaikan semu dari dunia sekitar kita. Hanya dengan bantuan penalaran, barulah kita benar-benar menyadari idea universal kebaikan yang lebih luas. Dengan kerangka berpikir seperti itu, plato nampak lebih mementingkan moralitas pencerahan spiritual, ketimbang aturan-aturan perilaku yang berlaku khusus.
Dunia fisik yang kita rasakan dengan indera adalah suatu keadaan yang terus-menerus berubah. Sebaliknya, realitas universal idea-idea yang kita sadari dengan pikiran adalah sesuatu yang tak berubah dan bersifat abadi. Masing-masing bentuk seperti bulat, lelaki, warna, indah, dan sebagainya menyerupai semacam pola bagi objek tertentu di dunia. Dengan kata lain, objek tertentu di dunia hanyalah suatu salinan yang tidak sempurna dan selalu berubah.
Dunia idea yang universal memiliki suatu hirarki, dimulai dari bentuk-bentuk yang umum meningkat ke idea-idea abstrak yang langka, dan akhirnya memuncak pada idea kebaikan sebagai idea tertinggi. Apabila kita mencoba mengabaikan dunia di sekitar kita yang selalu berubah dan berkonsentrasi pada realitas idea-idea yang abadi, maka pemahaman kita mampu mendaki hirarki idea-idea untuk sampai pada suatu pemahaman mistik terhadap idea-idea keindahan, kebenaran, dan kebaikan tertinggi.
Konsumerisme adalah sebuah ideologi global baru. Konsumerisme merupakan paham atau aliran atau ideologi dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan
Mereka yang menjadikan ke-konsumtif-annya sebagai gaya hidup adalah mereka yang secara tidak langsung menganut paham konsumerisme. Bagi banyak orang, konsumerisme seperti pemburuan prestasi. Konsumerisme bukan soal ada-tidaknya uang untuk shopping. Pun bukan soal laba besar yang dikeruk melalui permainan insting konsumen. Berapa dan apapun harganya, mereka yang menganut ideologi ini pasti akan membayarnya
Konsumerisme dengan teori plato dapat di katakan masih ada hubungannya satu sama lain. Seperti pernyataan di atas bahwa orang yang sudah terpengaruhi ideologi konsumerisme akan selalu menerapkan pola hidup konsumtif dalam kehidupannya dan orang yang sudah terjerumus ke dalam ideologi komsumerisme menurut teori plato bagaikan orang yang terbelenggu dalam gua dan tubuhnya terantai yang hanya bisa melihat ke arah pada sebuah dinding serta hanya bisa melihat bayangan dari orang-orang yang ada di belakangnya. Orang yang konsumtif mengira bahwa selama ini hidup yang ia jalani merupakan sebuah kenyataan. Sedangkan menurut teori idea plato, hidup dalam dunia indera ini hanya sebuah perwujudan dari alam idea, seperti bayangan yang ada di sebuah dinding gua.
Manusia yang konsumtif pada dasarnya ialah manusia yang sudah terjebak pada kompleksitas ragam komoditi yang hendak mereka konsumsi, karena mereka ingin di anggap keberadannya dan di akui ke eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi lingkungan tersebut. Kebutuhan untuk di terima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan mereka mengikuti berbagai atribut yang sedang populer, dengan berperilaku konsumtif. Seperti memakai barang-barang yang baru dan bermerk, memakai kendaraan ke sekolah, pergi ke tempat-tempat mewah untuk bersenang-senang.
Kalau kita kritis arus konsumerisme inilah yang menyebabkan pola hidup boros. Kita tidak lagi mengontrol produk tapi kitalah yang di kontrol dan di atur oleh produk-produk tadi, kita di hanyutkan dalam ekstasi konsumsi dan gaya hidup dalam masyarakat konsumer.
Semua yang ada di dunia ini seluruhnya sudah terkonsep dalam alam idea, namun perwujudannya di dunia indera ini berbeda-beda satu sama lain. Jika kita bisa menghayati teori plato bahwa pada dasarnya dunia inderawi yang dimana kita hidup adalah merupakan perwujudan alam idea dan bukan realita yang sebenarnya, selalu berubah-rubah serta tidak sempurna karena dunia ini hanya penampakan semata. Jika kita bisa melepaskan rantai yang membelenggu maka kita akan sadar dari sifat konsumerisme karena dunia indera ini hanya menghasilan kebahagiaan semu, dan berpaling ke alam idea yaitu meninggalkan semua sifat keduniawian dengan tidak konsumtif maka kita akan hidup sesuai dengan tuntunan alam idea, dan pada akhirnya akan mendapat sebuah kebahagiaan yang sejati, dimana jiwa akan kembali menyatu dengan alam idea, karena pada dasarnya jiwa ini berasal dari alam idea dan rindu akan alam idea.

Thursday, October 15, 2015

resensi buku transaksi bisnis saham



Menyelami Dunia Saham dan Persoalannya
resensi



Oleh :
Umar Khasan   (2021113116)




JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015




Judul               : Transaksi Bisnis Saham dan Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan
Penulis             : Gatot Supramono
Penerbit           : Prenadamedia Group
Ukuran                        : 15 x 23 cm
Halaman          : 272 hlm
ISBN               : 978.602.7985.90.2 
Harga              : Rp 56.800,00

Saham bukan fakta yang berdiri sendiri, namun terkait dengan pasar modal sebagai tempat perdagangannya dan juga terkait dengan perusahaan publik (perseroan terbatas/PT) sebagai pihak yang menerbitkannya. merupakan salah satu instrumen pasar modal. Dalam pasar modal, instrumen yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga dan obligasi, serta berbagai instrumen turunannya yaitu opsi, right, waran, dan reksadana. Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan inilah yang disebut efek.
Seseorang memiliki saham menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah menanamkan modalnya di dalam sebuah perseroan terbatas. Selaku pemegang saham mempunyai hak yang dijamin undang-undang untuk menghadiri RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), menerima deviden, dan hak-hak lainnya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi transaksi bisnis saham ikut menyesuaikan keadaan dan bahkan perangkat hukumnya diluar KUH Perdata telah tersedia. transaksi semakin mudah, dapat dilakukan pelaku bisnis tanpa perlu bertatap muka, cukup dengan melalui media elektronik.
Saham merupakan barang yang mempunyai nilai ekonomis sehingga pemiliknya dapat melakukan transaksi bisnis atas sahamnya yang dapat memperoleh kelancaran usaha dan mendatangkan keuntungan. Saham bukan saja dapat diperjual-belikan kepada orang lain melainkan saham juga dapat dijadikan jaminan utang. Dilihat dari statusnya sebagai barang bergerak maka dapat dibebani dengan jaminan gadai atau fidusia.
Di dalam buku ini dibahas bagaimana pelaksanaan jual-beli dan pembebanan saham sebagai jaminan utang yang ada di masyarakat. Selain itu juga dibahas jika terjadi wanprestasi atas perjanjiannya dengan penyelesain melalui pengadilan sehingga saham perlu dilakukan penyitaan untuk kepentingan eksekusi lelang guna pembayaran utang seorang debitur. Yang menarik lagi, disini diberikan berbagai contoh nyata  permasalahan saham yang diangkat ke perkara pengadilan, sehingga bagi seorang yang ingin melakukan transaksi bisnis saham akan mempunyai sedikit gambaran yang akan terjadi ketika menjalankan bisnis saham. Kemudian juga dilampirkan naskah undang-undang republik Indonesia nomor 8 th 1995 tentang pasar modal.
Namun didalam buku ini kurang dilengkapi berbagai pengertian hal-hal yang berkaitan mengenai saham, sehingga ketika pembaca pemula maka akan kesulitan dalam memahami maksud dan makna yang terkandung didalamnya. Namun hal itu tidak mengurangi esensi kebermanfaatan buku ini.
Buku ini disamping untuk menambah bahan kepustakaan karena masih kurangnya buku-buku yang membahas mengenai saham, juga berguna sebagai bahan bacaan bagi para praktisi hukum seperti hakim, jaksa dan pengacara, serta dosen dan mahasiswa, terlebih mahasiswa jurusan hukum maupun ekonomi, maupun masyarakat yang berminat untuk mengetahui transaksi bisnis saham.
Secara materi buku ini sangat laik dibaca bagi seseorang yang berminat terjun menyelami dunia bisnis saham, sehingga mempunyai gambaran persoalan dan menambah wawasan berkaitan dengan saham. Kemudian bagi mahasiswa ekonomi terlebih ekomoni syari’ah sangat dianjurkan membaca buku ini karena dunia saham merupakan salah satu unsur ekonomi yang perlu dikaji dan dinilai ulang baik dari segi keislaman maupun segi penentu kemajuan ekonomi bangsa.

DIARY 3

KASIH Kadang saya masih saja tak mengerti, perasaan apa yang ada dalam diri seorang manusia. Perasaan unik yang dapat menjadikan ia ...