Mahasiswa Kupu-kupu Vs Kura-kura
Mahasiswa merupakan seorang yang masih menempuh pendidikan di
perguruan tinggi, saking tingginya mereka mendapat julukan maha. Gelar ini
hanya diberikan kepada para pencari ilmu di perguruan tinggi terkhusus di
negara indonesia.
Hal ini karena mahasiswa tercatat dalam sejarah sebagai salah satu
penggerak dan berjasa besar terhadap kemerdekaan, menebas PKI, bahkan
menggulingkan rezim soeharto yang berkuasa selama 30 th. Peran yang dinilai
sangat penting bagi kedaulatan rakyat dan dianggap sebagian masyarakat
indonesia sebagai agen of change karena mereka dapat merubah keadaan
dari dijajah menjadi merdeka.
Namun apakah gelar maha masih relevan pada zaman sekarang?.
Maha merupakan gelar Tuhan karena berarti sebagai sifat tertinggi, apakah
dengan memakai gelar tersebut dapat menyamai Tuhan?. Dan bagaimana kondisi mahasiswa
sekarang, apakah masih pantas disebut agen of change?.
Zaman semakin berubah dari era kolonial menjadi kapital, dari
tradisional menjadi modern, begitu pula dengan mahasiswa, mereka yang dulu
sangat idealis kini sangat hedonis, dulu kritis sekarang oportunis, mereka yang
dulu menyuarakan rakyat sekarang mereka bisu tak bersuara.
Beragam jenis spesies mahasiswapun sekarang mulai bermunculan,
namun diantara banyak spesies, ada dua yang paling banyak populasinya, yaitu
spesies kupu-kupu dan spesies kura-kura.
Spesies kupu-kupu sangat mendominasi dunia mahasiswa di indonesia,
atau dalam artian kuliah pulang-kuliah pulang, kebanyakan mereka setelah
menempuh perkuliahan langsung pulang atau dalam artian keluar dari lingkungan
kampus walaupun entah mereka pulang ke rumah atau ke tempat yang lainnya.
Biasanya, setelah keluar dari ruang perkuliahan mereka langsung mejeng
(duduk-duduk) di gazebo kampus atau warung sambil merokok (bagi laki-laki),
mainan gagdet, atau sekadar ngobrolin hal-hal yang gak begitu jelas. Dan
ketika sudah mulai bosan mereka pulang, entah pulang ke rumah ataupun ke tempat
hiburan seperti rental PS, Mall, atau taman kota hanya digunakan untuk
menghabiskan waktu bersama teman bahkan pacar.
Jika dilihat dari cara mereka berkuliah, bisa dikatakan bahwa tipe
ini adalah spesies mahasiswa yang mungkin dari awal niat pendaftaran adalah
coba-coba, dari pada nganggur, atau pingin habisin uang orang tua. Namun kita
tidak boleh beranggapan negatif, kadangkala spesies ini bertingkah kuliah
pulang karena setelah kuliah mereka ada urusan dirumah seperti bantu-bantu
orang tua ataupun sudah bekerja, untuk biaya selama ia berkuliah dan ini patut
diapresiasi.
Kemudian untuk spesies yang kedua adalah mahasiwa kura-kura,
(kuliah rapat-kuliah rapat). Mereka adalah sekumpulan mahasiswa aktivis dengan
berjuta kesibukan dan berbagai kegiatan. Bagi mereka, graha mahasiswa adalah
rumah kedua karena tak jarang ditemukan mahasiswa yang menginap disana,
alasannyapun sama, karena kegiatan sampai larut malam.
Mahasiswa kura-kura biasanya dalam perkuliahan sangat aktif bahkan
menguasai jalannya diskusi dikarenakan kultur yang terbentuk dari ikut
organisasi adalah munculnya softskill yang tidak dapat dipelajari dalam teori
manapun, namun perlu dipraktekan secara langsung melalui berbagai kegiatan.
Berbeda dengan spesies kupu-kupu yang selama perkuliahan berlangsung, mereka
akan menjadi pendengar setia karena kurang terbiasanya untuk beragumentasi.
Perbedaan yang begitu nampak adalah ketika mereka keluar dari ruang
perkuliahan, tempat yang dituju akan jelas berbeda, kupu-kupu akan terbang ke
gazebo atau pulang sedangkan kura-kura melangkah ke graha untuk rapat.
Namun perlu diketahui, tak semua spesies kura-kura adalah mahasiswa
luarbiasa, bahkan adapula beberapa ekor yang melenceng dari jalur semestinya,
tujuan mereka berorganisasi bukan untuk meningkatkan kualiatas diri melainkan
berhura-hura atau senang-senang belaka. Hal itu tampak ketika memasuki area
graha, kadangkala yang terdengar adalah suara dangdut koplo dengan sound maksimal
atau terlihat muda-mudi yang duduk berduan di surau (rumah gubuk) yang terdapat
disana.
Memang di dunia ini tak ada yang
sempurna melainkan Dia yang Maha Kuasa. Mahasiswa adalah sosok terpelajar yang
masih dalam taraf belajar, mereka yang memilih menjadi spesies kupu-kupu atau
kura-kura mungkin ada alasan tersendiri sesuai dengan keinginan hati. Namun
perlu disadari mahasiswa adalah ujung tombak majunya negeri. Kalau saja mereka
seenaknya sendiri masa depan bumi ini akan cepat mati, karena pemuda dan pemudi
tak lagi berarti.